Suatu malam kami telfon lama sekali, kami berbincang seperti rekaman podcast yang membahas A hingga Z

Tentang hari yang telah dilalui, kabar hobi kami yang mangkrak, kenapa wibu suka pake jaket dan earphone, hingga bahasan serius tentang agama dan ke-Tuhanan

Sampai satu titik, kami berada dibahasan mengenai siapa orang yang suatu hari akan kami cintai

Jangan berekspektasi diantara kami akan menyatakan cinta nya atau sekadar pertanyaan "Mau ga jadi pacar ku ?"

Yang ada kami saling memancing opini, tarik ulur perasaan, jatuh dan diterbangkan, hingga rasanya seperti menunggu-nunggu jawaban "apa yang ia pikirkan tentang ku ?"

"Apakah saya pantas untuk mencintainya ?"

"Apa yang akan terjadi kalau kami bertengkar ?"

"Sosok seperti apa yang pernah ia cintai dan bagaimana ia tidak mencintai nya lagi ?"

Kami saling mencari validasi perasaan-perasaan kami

Apakah betul ini saling cinta ? Atau hanya salah satu dari kami saja ? Seyakin apa perasaan kami terhadap satu sama lain ?

Sekitar pukul 02.00 dini hari kami mencatat waktu ini sebagai perayaan atas cinta kami dengan kalimat

"Saya ingin menjadi orang itu... "
"Siapa ?"
"Orang yang kamu cintai"

Senin, 1 Mei 2023. Kami dipertemukan kembali setelah melalui berbagai na-ni-nu problem pacaran, ia melamar saya sebagai ketetapan hatinya, pada seorang perempuan yang sangat ia cintai untuk menjadi istri nya

Keluarga jauh berdatangan dan menyaksikan kami dalam mengikat janji akan menikah ditahun berikutnya